Selamat Datang di Blogger SUARA GURU Online, Media Informasi dan Komunikasi GURU Nusa Tenggara Barat menuju masyarakat NTB yang beriman dan berdaya saing, semua artikel yang masuk keredaksi menjadi milik MEDIA FOKUS dan Semua isi artikel/tulisan/opini yang berasal dari luar (masyarakat), sepenuhnya tanggung jawab penulis yang bersangkutan. Bagi Guru/Dosen yang ingin memasukan tulisan artikel, opini, pengumuman atau sejenis lainnya, silahkan kirim keemail kami dengan identitas yang lengkap seperti : Nama, tempat tugas, alamat, nomor telpon dan lain-lain.
Redaksi : Jl. Neptunus Raya 71/C BTN BHP Telagawaru Labuapi Lobar NTB. Mobile : 081915837448 - 081339747556. Email : suarapublik@rocketmail.com.

Sabtu, 07 Agustus 2010

SOLUSI MUDAH MENYELESAIKAN TUGAS KULIAH

TUGAS akhir perkuliahanmu pada program Strata Satu (S1) disebut dengan SKRIPSI, tugas menjelang Mid Semester atau menjelang Semester disebut Tugas Pematangan Materi, namun semua berdampak pada hasil akhir perkuliahanmu kalau sekiranya anda lalai pada penyelesaian segala bentuk tugas yang dibebankan maka berdampak pada penilaian Kartu Hasil Studi (KHS), era kini kebanyakan orang merasa tidak ada yang sulit semua aktivitas dan kebutuhan perkuliahan sudah melalui media, baik itu media komputer atau internet, tapi jangan lupa diantara sahabat kita masih ada yang merasa sulit dalam penyelesaian setiap masalah yang dihadapi di meja perkuliahannya, namun bagi saya pribadi kita mengenal lebih dekat bagian dari jalan menuju kesuksesan perkuliahan anda, diantara masalah yang dihadapi kita sama-sama menyelesaikannya, pengalaman yang kami alami diantara tugas perkuliahanmu ada solusi penyelesaian yang lebih baik, kesibukan aktivitas yang tidak bisa anda tingalkan, mungkin seperti bisnis, mengajar, atau menyandang jabatan penting dan punya banyak tanggung jawab terhadap bawahan anda takut meningalkan tugas penting anda untuk mencari referensi atau bahan tugas kuliahanmu, bersama DENA KOMPUTER akan semua berjalan sesuai arah hidup anda, DENA KOMPUTER jasa pengetikan menerima pengetikan tugas akhir kuliahmu (SKRIPSI) atau tugas pematangan materi, anda sulit dengan referensi atau bahan tugas kuliah, DENA KOMPUTER poenya solusi dalam menyediakan bahan tugas anda, SMS (081915837448) judul tugasmu dan kami akan menjawabnya YA/Tidak sesuai kesiapan DENA KOMPUTER atau anda berkesulitan dalam penyusunan judul SKRIPSI untuk diajukan Media Komputer sedikit bisa membantu dengan judulnya sampai pada penyelesaian SKRIPSI anda.

Contoh SMS : ketik

  1. Tugas Makalah/dll Judul: Pengaruh sikap kerasukan kepala daerah terhadap kesejahteraan rakyat
  2. Tugas kurikulum : Carikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran PPKn
  3. Judul SKRIPSI Jurusan Olahraga/dll
Bahan SKRIPSI judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan Penduduk Terhadap Kelestarian Hutan di Desa Sesaot Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat

Jumat, 30 Juli 2010

PERAN PELATIH DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SEKOLAH

Dalam Permendiknas No 22 tahun 2006 tentang Standar Isi disebutkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler termasuk bagian dari kegiatan Pengembangan Diri.

PENDAHULUAN

Dalam Permendiknas No 22 tahun 2006 tentang Standar Isi disebutkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler termasuk bagian dari kegiatan Pengembangan Diri. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi dan perkembangan peserta didik, dengan memperhatikan kondisi sekolah/madrasah. Sedangkan kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah.
Visi kegiatan ekstrakurikuler adalah berkembangnya potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat.


Misinya yaitu:
1) Menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka.
2) Menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik mengespresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan atau kelompok.

Kegiatan ekstra kurikuler yang biasanya diselenggarakan di sekolah biasanya meliputi kegiatan:
1) Bidang science, misalnya: Kegiatan Kelompok Ilmiah Remaja
2) Bidang art, misalnya: melukis, paduan suara, band
3) Bidang skill, misalnya: pramuka, paskibraka, PMR (Palang Merah Remaja)
4) Bidang sport, misalnya: sepakbola, bola basket, bolavoli, pencak silat

Dari berbagai macam kegiatan ini peserta didik diberikan kesempatan untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi dan perkembangan peserta didik. Keikutsertaan peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler biasanya dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor, yaitu:
1) Dorongan dari dalam (intrinsik), misalnya: keinginan dari lubuk hati didasarkan kepada potensi, minat dan bakat
2) Dorongan dari luar (ekstrinsik), misalnya: pengaruh teman, orang tua

Peranan konselor, guru dan atau tenaga kependidikan lain sesuai dengan kemampuan dan kewenangnya diperlukan dalam memberikan arahan dan bimbingan agar peserta didik dapat memilih kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi dan perkembangan peserta didik, agar kegiatan ekstrakurikuler dapat menjadi salah satu pijakan pengembangan diri peserta didik dalam meniti karier di masa depan.

Dari empat bidang kegiatan ekstrakurikuler di atas, penulis akan mengupas tentang kegiatan ekstra kurikuler olahraga,khususnya tentang peranan pelatih dalam kegiatan itu.

PELATIH
Dalam bahasa Inggris istilah pelatih olahraga di sebut coach, sedangkan pekerjaan melatihnya di sebut coaching. Pelatih adalah seseorang yang memberikan latihan keterampilan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pelatih olahraga adalah seseorang yang memberikan latihan keterampilan berolahraga tertentu untuk mencapai tujuan yang diharapkan.Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, pelatih minimal harus dapat membuat perencanaan, pengelolaan dan evaluasi latihan. Sekilas mengenai latihan (Bompa:1988) membagi program menjadi 3 periodisasi : periode latihan, periode pertandingan/kompetisi dan periode transisi.
Kehidupan pelatih sama dengan masyarakat pada umumnya yang mempunyai falsafah hidup masing–masing. Falsafah menurut Martin and Lumsden (1987) adalah suatu sistem dari prinsip–prinsip yang dipakai untuk membimbing orang dalam kegiatan–kegiatannya, .......a system of principles for guidance in practical affairs.
Kalau kita bicara mengenai falsafah coaching, kita bicara mengenai suatu perangkat sikap, atau prinsip – prinsip dasar menuntun tabiat dan perilaku pelatih di dalam situasi praktek. Ada pelatih yang falsafah coachingnya adalah ”memenangkan setiap pertandingan”, maka sikap dan perilakunya serta cara menangani olahraga dan peserta didiknya tercermin dalam falsafah tersebut. Berbeda dengan pelatih yang falsafahnya adalah ”menanamkan kepribadian dan perilaku yang baik” pada peserta didiknya. Penanganannya juga akan berbeda dengan pelatih yang falsafahnya lain. Kombinasi falsafah coaching untuk mencapai tujuan melatih mutlak diperlukan agar prestasi dan sikap sportif dapat tergapai secara sinergi.
Dengan mengobservasi perilaku para peserta didik, kita biasanya akan dapat mengetahui falsafah pelatihnya. Gaya permainan para peserta didik, rasa hormat yang diperlihatkan kepada ofisial dan lawan–lawannya, bahasa yang digunakan, perilaku di luar lapangan, kesanggupan untuk mengatasi stres pertandingan, semangat bertanding, kesetiaan terhadap teman dan timnya, stamina serta kostum pertandingan , itu semua dapat merupakan sebagian dari indikator–indikator yang mencerminkan falsafah pelatihnya. Perilaku para peserta didik juga dapat mencerminkan apakah pelatihnya menganggap disiplin dan perilaku moral yang baik penting bagi timnya, like father like son and like coach like athlete.

TUGAS, PERAN DAN KEPRIBADIAN PELATIH
Gelar coach atau pelatih adalah gelar atau sebutan yang memancarkan rasa hormat, respek, status dan tanggung jawab. Gelar coach seringkali bisa berlanjut meskipun tugas sebagai coach sudah usai. Sekali kita coach, selamanya kita adalah coach bagi peserta didik kita, bagi rekan dan bagi masyarakat.
Peserta didik menganggap bahwa seorang pelatih adalah ahli dalam segala hal dan pandai memainkan peran sesuai dengan kecabangan olahraganya. Dan banyak peserta didik yang ingin seperti pelatihnya kalau kelak ia menjadi pelatih, terutama bagi pelatih yang sukses prestasi dan berkepribadian, tetapi ada juga peserta didik yang bersumpah tidak akan berbuat seperti pelatihnya dulu, biasanya pelatih yang gagal dan berkepribadian buruk. Akan tetapi apa yang diperoleh dari pelatihnya akan senantiasa membekas pada peserta didik.
Pelatih mempunyai peran sebagai guru, bapak dan teman. Sebagai guru ia disegani, sebagai bapak ia dicintai dan sebagai teman ia yang dipercaya menjadi tempat mencurahkan hati (curhat) .
Di bawah ini akan diuraikan beberapa tugas utama dan kepribadian yang perlu diperhatikan oleh seorang pelatih.

1. Perilaku
Pertama–tama perilaku pelatih haruslah bebas dari cela dan cerca. Dia harus ingat bahwa baik anak didiknya maupun masyarakat memandang dirinya sebagai seorang manusia model (role model). Hampir setiap gerak pelatih akan diamati oleh peserta didik maupun oleh masyarakat. Pelatih harus hidup dengan falsafah sebagaimana yang dia minta dari peserta didik; dia harus mendemonstrasikan nilai–nilai yang diajarkannya. Pelatihan olahraga dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan oleh seorang pelatih di sekolah juga harus dapat mentransformasi nilai–nilai perilaku yang baik kepada peserta didiknya, sehingga peserta didik akan bersifat sportif, hormat dan menghargai lawannya.


2. Kepemimpinan
Pelatih harus dapat bersikap tegas, tidak meragukan, apalagi mencurigakan. Seorang coach yang baik akan selalu memperlihatkan wibawanya sebagai seorang pemimpin dan sifatnya sebagai orang yang sportif, meskipun timnya dalam kondisi kritis, meskipun peserta didiknya banyak melakukan kesalahan, meskipun keputusan wasit dirasakan berat sebelah. Keteguhan sebagai seorang pemimpin harus tetap dipegang , baik setelah kemenangan maupun kekalahan. Pelatih harus dapat mengambil peran yang tepat pada saat latihan maupun pertandingan dalam kondisi sesulit apapun, sebab peserta didik (di sekolah) akan turut komando pelatihnya. Apalagi dalam pertandingan olahraga antar sekolah yang rawan tawuran, kepemimpinan pelatih sangat penting dalam mencegah hal–hal buruk yang akan terjadi.


3. Pengetahuan dan keterampilan
Tinggi rendahnya prestasi peserta didik banyak tergantung dari tinggi rendahnya pengetahuan dan keterampilan pelatihnya. Ungkapan ini sangat tepat sebab pengetahuan pelatih tentang bentuk–bentuk formasi permainan, strategi pertahanan dan penyerangan haruslah sedemikian rupa sehingga hampir tidak mungkin regu lawan akan dapat mengacaukan regunya dengan suatu penyerangan atau pertahanan yang tidak dikenalnya. Dalam pertandingan–pertandingan antar sekolah, kelebihan pengetahuan dan keterampilan pelatih akan sangat membantu kesuksesan tim olahraga sekolah tersebut.


4. Keseimbangan Emosional
Kesanggupan untuk bersikap wajar, lugas, dan layak dalam keadaan tertekan atau terpaksa merupakan suatu ukuran keseimbangan emosional dan maturitas seseorang. Dalam tugas kita sebagai pelatih yang berfungsi sebagai pembimbing dan pengasuh peserta didik (Siswa di sekolah) yang merupakan anak–anak muda yang dalam keseimbangan emosional yang belum matang, penting bagi kita untuk tetap berkepala dingin, bukan hanya pada waktu latihan dan pertandingan, akan tetapi di luar itu. Sudah wajar kalau ada situasi–situasi yang dapat menimbulkan marah dan frustasi pada kita. Dan wajar pula kalau reaksi kita adalah marah dan frustasi, karena hal itu adalah emosi manusiawi. Akan tetapi yang perlu kita perlihatkan adalah bahwa dalam situasi demikian itu, kita tetap dapat mengendalikan emosi kita, terutama sekali emosi peserta didik kita menghadapi situasi yang demikian dan bukan melampiaskannya dengan maksud untuk kepuasan kita atau balas dendam.


5. Humoris.
Kemampuan untuk membuat orang lain merasa rileks dengan jalan memberikan humor atau lelucon yang sehat dan menyegarkan merupakan faktor penting guna mengurangi ketegangan dan membangkitkan optimisme baru, baik dalam latihan maupun sebelum dan sesudah pertandingan. Perlu diingat bahwa kita melatih peserta didik yang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun psikis, dengan memberikan kegembiraan dalam latihan dengan humor yang sehat akan membawa hasil yang positif bagi perkembangannya. Kalau perlu kita sebagai pelatih belajar bahasa gaul agar interaksi kita dengan mereka menjadi lebih hangat lagi.

Sebenarnya masih banyak lagi kepribadian pelatih yang lainnya, yang dapat kita ungkap dalam edisi majalah kita yang akan datang. Akhirnya mari kita menjadi pelatih yang the best of the best.


Penutup
Terbentang luas pengabdian dan tugas kita di sekolah, di samping kita menjadi guru, pembimbing dapat pula kita berperan sebagai pelatih pada saat kegiatan ekstrakurikuler. Dengan menjadi pelatih olahraga banyak pengalaman dan pembelajaran yang kita dapatkan dan amalkan sesuai dengan bidang kepelatihan kita. Pengalaman yang terpenting adalah interaksi yang terus–menerus dan pengamatan perkembangan dari hasil latihan peserta didik kita, sedangkan pembelajaran yang terpenting adalah kita mempersiapkan peserta didik untuk mengasah minat, bakat dan keterampilan mereka menuju hantaran menjadi peserta didik profesional yang dapat mengharumkan bangsa dan negara. Mampukah kita?

*) Penulis adalah staf Seksi Evaluasi dan Instruktur Penjasorkes PPPPTK Penjas dan BK

DAFTAR PUSTAKA
1. Permendiknas No 22/2006 tentang Standar Isi.
2. Drs. Harsono, M. Sc. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching, tahun 1988
3. PASI, Pengenalan Kepada Teori Kepelatihan, 1993
4. Tudor O. Bompa, PhD, Periodization: Theory and Methodology of Training, 4th edition,tahun 1994.

Minggu, 13 Juni 2010

PGRI MEWADAHI KAUM GURU DALAM UPAYA MEWUJUDKAN HAK-HAK ASASINYA

Mataram, Suara Guru NTB - PGRI mempunyai peranan strategis dalam reformasi pendidikan nasional. Kepada anggotanya PGRI berperan dan bertanggung jawab untuk memperjuangkan dalam upaya mewujudkan serta melindungi hak-hak asasi dan martabat guru khususnya dalam aspek profesional dan kesejahteraannya. Untuk itu, PGRI mengupayakan penggalangan persatuan dan kesatuan para guru, meningkatkan kualitas profesionalisme, dan secara konsisten terus memperjuangkan kesejahteraan para guru, itulah bagian yang dilakukan oleh ketua PGRI Prov. NTB Drs.H.M.Ali H.Arahim.
Sebagai mitra pemerintah dan masyarakat, PGRI berperan untuk menyukseskan terwujudnya pendidikan nasional yang efektif. PGRI memberikan masukan, evaluasi, koreksi secara konsepsional-profesional kepada pemerintah dan masyarakat. Jadilah guru yang tidak muah mengeluh, tapi jadikan setiap tantangan adalah ladang pahala untuk brjuang memberikan yang terbaik, dalam perjuangan PGRI hingga kini dapat kita rasakan dan piluh menyedihkan kembali Dirjen PMPTK di bubarkan fenomena ini membuat kita teringkat kembali pada sejarah di masa Kolonial, “Ketika Jepang hancur lebur setelah dibom Sekutu dalam Perang Dunia ke II, pertama-tama yang ditanyakan pihak penguasa (Kaisar), Berapa guru yang masih hidup?
Pertanyaan ini menunjukkan bahwa guru memegang posisi yang sangat penting dalam membangun suatu negara yang telah hancur itu ternyata benar”. Dirjen PMPTK terbentuk tidak terlepas dari perjuangan PGRI, hingga kini ketua PGRI Prov. NTB Drs.H.M.Ali H.Arahim, bergandengan tangan bersama dalam barisan menyuarakan aspirasi dalam Demo Damai (3/5/2010) menolak pembubaran dirjen PMPTK dan menuntut untuk dikeluarkan peraturan pemerintah (PP) sebagai payung hukum guru honorer yang selama ini “dipandang sebelah mata, jangan ada dusta diantara kita” yang di ikut sertakan oleh ribuan guru dan kepala sekolah di Nusa Tenggara Barat dari tingkat taman kanak-kanak (TK) sampai pada guru dan kepala sekolah menengah atas (SMA) yang ikut merasakan dengan nasib guru. Dirjen PMPTK dibubarkan sama artinya “guru dimarginalkan dan tangung jawab terhadap pendidikan untuk mencerdaskan anak bangsa tidak ada yang membedakan guru honor dan guru negeri sama punya tangung jawab”, tegas ketua PGRI Prov. NTB.
Menengok ke belakang, dengan bermodalkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas kini Jepang menjadi negara maju di Asia walau miskin sumber daya alam. Majunya Jepang tentulah karena guru (pendidikan) diberikan perhatian yang begitu besar dalam membangun kembali negeri Sakura itu. Bagaimana keberadaan guru di negara kita? Secara administrasi, kualifiasi guru maupun dosen umumnya sudah memenuhi persyaratan. Tetapi, mengapa dikatakan mutu pendidikan kita ada di tataran bawah di antara negara ASEAN? Ada informasi, dulu Malaysia belajar dari Indonesia, sekarang Malaysia lebih makmur, lebih maju pendidikannya? Kini justru Indonesia belajar ke Malaysia dengan mengirim gurunya ke situ, baik untuk belajar maupun kunjungan singkat dalam menambah pengetahuan dan wawasan para guru. Melihat mutunya, tentu ada yang salah dalam pengelolaan pendidikan di negara kita. “Pahlawan tanpa tanda jasa” suatu ungkapan klasik, namun tetap menarik untuk diperbincangkan sampai kini lebih-lebih pada peringatan “Hari Guru” (25 November). Betapa tidak, dengan predikat ini seolah guru sudah berkecukupan hidupnya. Nyatanya sebagian besar guru seolah sudah siap mental untuk hidup melarat. Karena itu banyak guru kita mengambil pekerjaan sampingan; menjadi guru honor di sekolah swasta, ikut memberi les yang dibuka pihak swasta, bahkan ada yang mengambil pekerjaan yang tidak ada kaitannya dengan pendidikan, misalnya makelar – kalau bukan petani/peternak.
PGRI mewadahi kaum guru dalam upaya mewujudkan hak-hak asasinya sebagai pribadi, warga negara, dan pengemban profesi. Namun, kinerja guru memang tidak lepas dari sistem yang menjadi keputusan pemerintah, di pusat maupun di daerah. Untuk itulah organisasi guru (PGRI) diharapkan berperan banyak dalam membenahi kinerja guru sehingga bisa menghasilkan SDM yang berkualitas baik dari sisi penguasaan ilmu, budaya kerja, maupun sikap mental. Memang aksi ke arah seperti itu ada. Kemandirian guru sebagai salah satu syarat bagi terwujudnya kinerja pendidikan nasional, merupakan kepedulian utama organisasi guru. PGRI merupakan wadah rasa kesejawatan para guru untuk melakukan kegiatan bersama dalam mencapai kepentingan dan tujuan bersama; kepentingan pendididkan nasional maupun profesionalisme guru.
PGRI sebagai organisasi ketenagakerjaan merupakan wadah perjuangan hak-hak asasi guru sebagai pekerja,terutama dalam kaitan demi terwujudnya kesejahteraan. Di samping pengembangan profesionalisme. Guru sebagai kelompok tenaga kerja profesional juga memerlukan jaminan yang pasti yang menyangkut hukum. Sayang, sampai kini kondisi seperti itu masih berupa harapan. Akankah semua ini akan terwujud setelah undang-undang guru dan dosen disahkan?. Jika undang-undang jadi diberlakukan, akankah kesejahteraan guru menjadi lebih baik? Akankah pemerintah memiliki anggaran yang cukup? Selama ini kendala untuk mensejahterakan guru pastilah alasan klasik, negara tidak punya dana untuk itu. Alasan lainnya, jumlah guru paling banyak di antara PNS.[Opiek]

Ketua PGRI Prov. NTB : Drs. H. M. Ali H. A. Rahim ANGKAT BICARA GURU HARUS DIPERLAKUKAN SAMA PNS DAN NON PNS SAMA PUNYA TANGUNG JAWAB

Mataram, Suara Guru NTB - Semua orang adalah pemimpin dan setiap yang dipimpin akan diminta pertanggung jawaban, dalam menyandang jabatan ketua PGRI sosok pemimpin yang energik Drs. H.M.Ali H.A.Rahim, akan terus memperjuangkan untuk menjewantahkan dari berbagai masalah, dari masalah guru honorer sampai guru PNS untuk mengembangkan sistem dan pelaksanaan pendidikan secara nasional dengan landasan pendidikan sebagai Layanan Masyarakat Bukan Komoditi. Tidak semudah membalik telapak tangan kalau tidak teraplikasikan dalam jati diri ilmu dan etos dari pengalaman yang tertanam dalam diri pemimpin dan tidak semua orang bisa melakoninya tanpa tergelitik tekad yang tinggi untuk mampu menyukseskannya apa yang menjadi harapan, dengan berbagai cobaan pasti akan dihadapi tapi bagi dirinya akan menjadi nilai tersendiri dan menjadi motivasi dalam memimpin PGRI Prov. NTB.

“KELUARKAN PP BULAN MEI 2010”
Sebagai payung hukum guru honorer, PGRI se Indonesia Siap Bertindak


Berikut sekelumit ulasan wawancara wartawan media Suara Publik NTB, diusai kesibukannya ketua PGRI Prov. NTB diruang kerjanya.

Apa langkah PGRI dalam upaya mendapatkan kelayakan gaji honorer?

Upaya peningkatan kesejahteraan kehidupan guru melalui Konferensi Kerja Nasional di Kalimantan Timur pada bulan Januari tahun 2010 memberikan detlain pada pemerintah bulan Mei maksimal harus dikeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) dalam pemberian gaji kelayakan guru-guru tidak tetap (GTT) yang dihitung sesuai dengan masa pengabdian atau golongan sesuai tingkat pendidikan yang ditempuh misalnya sarjana Diploma (DII) golongan IIB, Strata satu (S1) golongan IIIA dan tingkatan lainnya.
Dengan upaya keras ini pun tentu menjadi harapan guru tidak tetap (GTT), yang selama ini dipandang sebagai guru suka rela yang tidak menerima gaji tetap terkadang dikasih terkadang tidak dikasi gajinya. Dengan hal itu PGRI se Indonesia akan mengambil sikap dan tindakan apa bila pemerintah tidak mengeluarkan Peranturan Pemerintah (PP) sebagai payung hukum dalam pembayaran kelayakan gaji guru honorer yang direncanakan akan dikeluarkan pada bulan Mei tahun 2010.

Apa langkah-langkah ketua PGRI dalam mengoptimalkan peran serta guru di NTB khususnya?

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) berperan aktif mencerdaskan bangsa, mengembangkan system dan pelaksanaan pendidikan nasional, meningkatkan profesionalitas dan PGRI sebagai organisasi profesi punya kewajiban moral dalam rangka untuk meningkatkan peran serta guru untuk meningkatkan pribadi masing-masing melalui pendidikan diharapkan juga dapat memahami pelajaran itu lebih baik, pada tatarannya nanti akan menghasilkan mutu pendidikan ini yang optimal PGRI dalam tataran organisasi profesi, organisasi perjuangan dan organisaii ketenaga kerjaan akan terus mengedepankan cara kerja yang profesional. Guru sebagai strategi yang utama dalam mencerdaskan generasi bangsa oleh karena itu maka keberadaan organisasi profesi di dalam hal ini untuk meningkatkan pemberian pembelajaran para guru secara berkelanjutan baik itu melalui kelompok, yang sebagaimana dikenal sebagai gugus SD, SMP, sesuai dengan masing-masing yang diemban untuk meningkatkan profesionalisme sebagai guru sebagai penanggung jawab dilapangan sangat diharapkan.

Apa sasaran utama dalam peningkatan mutu pendidikan melalui program sertifikasi guru?

Untuk dimaklumi atas program sertifikasi guru pemerintah bukan semata-mata untuk meningkatkan kesejahteraan guru tetapi yang paling pokok untuk meningkatkan profesionalisme diri guru dengan adanya sertifikasi sebagai citra bangsa Indonesia dimata dunia dengan mengangkat harkat dan martabat guru.
Peningkatan mutu pendidikan konsekwensi terhadap tunjangan sertifikasi dituntun untuk profesional siap antisipasi dan adaptasi terhadap perubahan, adapun kunci guru profesional yang paling utama adalah komitmen terhadap tugasnya untuk menyiapkan metode semua pelajaran dengan baik, namun juga hal penting lainnya guru sebagai pengajar, pendidik, pelatih, Pembimbing, manajer pembelajaran dan sebagai contoh tauladan untuk “digugu dan ditiru”, bukan justru “wagu lan saru”. Serta profesi mulia guru diharapkan menjadikan sebagai sebuah hoby yang mengantarkan dalam peningkatan mutu pendidikan menjadi harapan semua orang oleh karena itu perhatian pemerintah terhadap guru sangat besar dengan adanya landasan terhadap UU Nomor :14 Tahun 2005 memberikan perhatian dan penghargaan kepada semua guru dalam meningkatkan dan menyejahterakan guru :
o Mengangkat harkat, martabat dan citra guru
o Meningkatkan tanggung jawab professional guru sebagai : Pengajar, pendidik, pelatih, pembimbing, manajer pembelajaran.
o Memberdayakan profesi guru
o Memberikan jaminan kesejahteraan dan perlindungan terhadap profesi guru
o Meningkatkan mutu layanan dan hasil pendidikan
o Mendorong peran serta masyarakat dan kepedulian terhadap guru.

Siapa saja yang bisa mendapatkan program sertifikasi?

Program peningkatan mutu pendidikan dan kesejahteraan guru dan dosen melalui program sertifikasi bukan hanya diperuntukan kepada guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) saja namun pemerintah memperuntukan juga pada guru honorer dan juga menjadi pekerjaan keras kami sebagai organisasi profesi memperjuangkan akan kesejahteraannya guru tidak tetap (GTT) maka dari itu untuk program sertifikasi baik guru honor yang diangkat oleh kepala sekolah maupun yang diangkat oleh yayasan dan guru honor yang diangkat pemerintah kabupaten kota menyangkut UU No.14 tahun 2005 tentang kesejahteraan guru dan dosen akan tetap kami perjuangkan. Dengan demikian ada standnar kelayakan kehidupan minimal bagi seorang guru merupakan suatu upaya yang harus dilakukan PGRI seindonesia sebagaimana mengembangi beban tugas guru dengan perhatian kesejahteraan yang dicapai disamping itu pula gaji serta tunjangan profesi dan tunjangan kemaslahatan serta perbaikan tunjangan gaji pokok semua itu adalah upaya-upaya yang dilakukan guna untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan guru.

Apa NTB mengalami kekurangan guru?

Mengenai kurangnya guru di NTB diharapkan dengan hadirnya guru-guru tidak tetap merupakan sebuah mutiara bagi sekolah adapun tujuannya untuk mencukupi kebutuhan guru, sementara itu akibat hadirnya guru tidak tetap dianggap sebagai melengkapi kebutuhan para guru diharapkan harus ada kesetaraan perlakuan terhadap guru tidak tetap karena sama memiliki tanggung jawab terhadap peningkatan mutu pendidikan dan mencerdasan anak bangsa dengan pelaksanaan pendidikan secara nasional.
Menurut data Desember tahun 2009 yang serjana yang melakukan pengabdian dari tingkat SD, sampai tingkat SMA dan SMK 14.000 lebih non PNS potensi ini harus dijaga kualitas serta mutunya dan harus memperjuangkan hak-hak mereka karena peran mereka sama dengan guru-guru negeri.