Selamat Datang di Blogger SUARA GURU Online, Media Informasi dan Komunikasi GURU Nusa Tenggara Barat menuju masyarakat NTB yang beriman dan berdaya saing, semua artikel yang masuk keredaksi menjadi milik MEDIA FOKUS dan Semua isi artikel/tulisan/opini yang berasal dari luar (masyarakat), sepenuhnya tanggung jawab penulis yang bersangkutan. Bagi Guru/Dosen yang ingin memasukan tulisan artikel, opini, pengumuman atau sejenis lainnya, silahkan kirim keemail kami dengan identitas yang lengkap seperti : Nama, tempat tugas, alamat, nomor telpon dan lain-lain.
Redaksi : Jl. Neptunus Raya 71/C BTN BHP Telagawaru Labuapi Lobar NTB. Mobile : 081915837448 - 081339747556. Email : suarapublik@rocketmail.com.

OPINI

"GURU HONORER MENYEDIHKAN BAGAIMANA TIDAK MEREKA DIANAK TIRIKAN SISTIM"
 Oleh : Taufiqurrahman, S.Pd
(Guru Olahraga SMAN 1 Labuapi Lombok Barat NTB)

Guru Tidak tetap (GTT) dengan cucuran keringat dan berpikiran keras tunduk megabdi untuk Negeriku tercinta.


Di mana-mana kenestapaan relung hati sang guru tidak tetap (GTT) bak tersayat sembilu cobaan, resah dan gelisah menjamu pikirannya seakan guratkan kata, seperti apakah sentuhan jemari pemerintah untuk menghadirkan kesan sang guru tidak tetap tidak di anak tirikan sistem, ada pertanyaan muncul dalam benak sang guru tidak tetap! kapankah waktunya kami dianak emaskan? Simpel jawabanya : Tunggu hati penguasa tergelitik nurani keadilan, dalam memikirkan kejelasan nasib dan menanti perhatian pemerintah untuk perbaikan nasib dan kejelasan profesi. guru tidak tetap (GTT) , pegawai tidak tetap, sang guru dan pagawai tidak tetap menanti segudang harapan kepastian dan regalitas sang guru tidak tetap dan pagawai tidak tetap apa yang terjadi selama ini guru tidak tetap dan pagawai tidak tetap di pandang sebelah mata, di anak tirikan sistem, terkadang tertindas haknya sebagai guru, dikeluarkan dari sekolah tempat mereka mengajar dengan alasan inilah, itulah kemana hati para penguasa penentu kebijakan membiarkan nasib guru sebagai orang kunci dan sebagai regenerasi masa akan datang.
Masalah kesejahteraan guru merupakan masalah kompleks dan mendasar dalam dunia pendidikan kita. Bukan hanya status kepegawaian yang tak jelas, penghasilan guru tidak tetap pun amat rendah sehingga banyak guru honorer tak mampu membiayai keluarga dan menyekolahkan anak mereka. Nasib guru tidak tetap sungguh pilu. Mengapa pemerintah tak berdaya menyelesaikan masalah kesejahteraan dan kepegawaian guru tidak tetap? Sejauh mana Undang- Undang (UU) Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mampu mendorong pemerintah meningkatkan profesionalitas dan kesejahteraan para guru?
Meski demikian, siapapun orangnya, siapapun gurunya GTT atau PNS dari manapun gurunya tidak dapat menyangkal mutu pendidikan tidak dapat dilepaskan dari guru. Guru menjadi faktor pertama dan penentu keberhasilan proses implementasi suatu pembaharuan kebijakan pendidikan, usaha inovasi atau program peningkatan mutu pendidikan dan demokratisasi pendidikan.
Pesatnya perkembangan ekonomi dan sosial ke depan tentu menjadi tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan dan guru. Guru masa datang harus memiliki kompetensi yang lebih profesional ketimbang eksistensi mereka saat ini. Tantangan ini jelas merupakan kenyataan yang tidak mudah bagi dunia pendidikan Indonesia, mengingat begitu banyaknya problematika guru dari mulai tingkatkesejahteraannya, kompetensi, profesionalitas, dan visi yang harus mereka tuju

Menanti kepastian…?
Sang guru tidak tetap bekerja tak mengenal lelah dengan mengharap segudang harapan jemari para penentu kebijakan terjewantahkan oleh liritan matanya terketuk dijemarinya hingga teruraikan dengan tindakannya kami bekerja nunduk berpikir keras untuk negeriku tercinta. Dengan harapan sang penentu kebijakan memprioritaskan guru dan pagawai tidak tetap untuk memberikan kejelasan profesi, kelunakan hati para penentu kebijakan memandang secara sistimatis kami tidak di anak tirikan sistim, tidak dipadang sebelah mata kami bekerja untuk negeri tercinta wahai pemegang kebijakan tunggu hatimu tergelitik nurani keadilan.
----------------------------------------------------------------------------------------------------
TIDAK SEKEDAR LULUS TETAPI BISA MENERUSKAN SEKOLAH LEBIH TINGGI? 

(Oleh Taufiqurrahman, S.Pd)

Seperti menjadi adat tak tertulis, anak-anak kelas IX SMP dan SMA kelas XII yang menerima hasil pengumuman ujian nasional, kegembiraan mereka biasanya juga diluapkan dengan konvoi dan coret-coret baju. Perbuatan yang berbahaya dan mubadzir. Meski terlihat sepele, seragam sekolah mereka bisa dimanfaatkan. Masih banyak orang yang memerlukan seragam, walau sekedar baju bekas. Asal seragam itu masih layak di pakai. Selembar kain bisa menghangatkan tubuh dan melindungi sengatan matahari bagi mereka yang membutuhkanya. Tidak jarang seragam bekas itu juga dipakai pergi sekolah. Sedikit berderma banyak manfaatnya. Semoga anak-anak SMP dan SMA ini tidak sekedar lulus. Tetapi bisa meneruskan sekolah lebih tinggi. Barokah mendermakan baju seragam bekasnya. Jika engkau menginginkan kebaikan, segeralah laksanakan sebelum engkau mampu. Tetapi jika engkau menginginkan kejelekan, segeralah hardik jiwamu karena telah menginginkannya. Jangan membanggakan apa yang telah engkau lakukan hari ini, sebab engkau tidak akan tahu apa yang akan diberikan hari esok.
Wahai anak muda, jika engkau tidak sanggup menahan lelahnya belajar, engkau harus menanggung pahitnya kebodohan, dunia yang engkau pijak sekarang beda dengan dunia jaman purba kala sekarang tidak lagi ada orang-orang yang bodoh seperti dijaman purba kala semua orang pada cerdas, semua orang pada pintar, semua orang bersemangat sekolah dan belajar? jangan engkau terjerumus dalam dunia kebodohan karena akan mengantarkan kamu dalam kesensaraan, dunia fana ini adalah dunia tempat kita berpijak dan nasib kita tidak kita ketahui kapan kita akan dipangil oleh yang maha kuasa, hidup didunia tentu kita ingin senang dan bahagia mencukupi kebutuhan hidup aman menjalan ibadah segala perintah terlaksana dan bahagia pula kita dikemudian hari (hari akhir), jangan kamu sebaliknya sensara dunia akan kembali diantar dalam kesensaraan di hari akhir, bangkit dan berubahlah wahai anak muda hidup kita masih panjang dunia masih luas belum terlihat semua. Orang yang takjub kepada dirinya sendiri, dia melihat di dalam dirinya sesuatu yang lebih indah dari kenyataannya walaupun sebenarnya dia sangat lemah lalu dia bergembira karenanya.
Lalat mencari dan menempel pada tempat-tempat kotor dan menjauhi tempat-tempat yang sehat. Begitu juga orang-orang yang bodoh dan jahat. Mereka mencari kejelekan-kejelekan orang lain lalu menyebarkannya dan menyembunyikan kebaikan-kebaikan orang lain dan tidak mau menyebutkannya, tinggalkan kepurukan yang menghantuai jiwamu!!.
Dari segi anak didik maka guru harus memberikan nilai-nilai yang berisi pengetahuan masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang, pilihan nilai hidup dan praktek-praktek komunikasi. Pengetahuan yang kita berikan kepada anak didik harus mampu membuat anak didik itu pada akhimya mampu memilih nilai-nilai hidup yang semakin komplek dan harus mampu membuat anak didik berkomunikasi dengan sesamanya di dalam masyarakat, oleh karena anak didik ini tidak akan hidup mengasingkan diri. Kita mengetahui cara manusia berkomunikasi dengan orang lain tidak hanya melalui bahasa tetapi dapat juga melalui gerak, berupa tari-tarian, melalui suara (lagu, nyanyian), dapat melalui warna dan garis-garis (lukisan-lukisan), melalui bentuk berupa ukiran, atau melalui simbol-simbol dan tanda tanda yang biasanya disebut rumus-rumus.
Jadi nilai-nilai yang diteruskan oleh guru atau tenaga kependidikan dalam rangka melaksanakan tugasnya, tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan, apabila diutarakan sekaligus merupakan pengetahuan, pilihan hidup dan praktek komunikasi. Jadi walaupun pengutaraannya berbeda namanya, oleh karena dipandang dari sudut guru dan dan sudut siswa, namun yang diberikan itu adalah nilai yang sama, maka pendidikan tenaga kependidikan pada umumnya dan guru pada khususnya sebagai pembinaan prajabatan, bertitik berat sekaligus dan sama beratnya pada tiga hal, yaitu mengajar, membina dan melatih siswa untuk menjadi pintar dan sukses, untuk mampu menjadi guru atau tenaga kependidikan yang baik, khususnya dalam hal ini untuk mampu bagi yang bersangkutan untuk melaksanakan tugas profesional. Guru merupakan mobilitas pengerak siswa, dan orang yang paling banyak jasanya dalam mencerdaskan anak bangsa, akan pantas untuk disejahterkaan, hari ini masih banyak guru yang hidup di bawa garis kemiskinan lebih-lebih guru honorer lalu kapankah kita mendapatkan kesejahteraan dan dikeluarkan peraturan pemerintah (PP) sebagai payung hukum? Berbagai program yang diupayakan oleh pemerintah daerah maupun pusat untuk kesejahteraan guru, namun masih ada yang dianak tirikan sistem, fenomena guru dikeluarka dari sekolah tempat mereka mengabdi bisa dikatakan lazim. Roh guru honorer menanti tersentuh jemala pemerintah untuk mengeluarkan peraturan pemerinta (PP) sebagai payung hukum.   


Tidak ada komentar:

Posting Komentar